Jumat, 24 Oktober 2014

PENCOBAAN HIDUP & STRATEGI KEMENANGAN

Pencobaan Hidup & Strategi Kemenangan
(Matius 4:1-10; Alkitab)
Oleh: Nathan C. Ellyon

            “Harta”, “tahta”, dan “wanita (nafsu)” atau disingkat menjadi “3’ta” adalah tiga kata yang digunakan oleh orang - orang yang meyakini bahwa ke-tiga hal tersebut adalah pencobaan – pencobaan yang dapat menjatuhkan umat manusia kepada kehancuran dan dosa. Saya rasa tidaklah berlebihan jika melihat keadaan dunia saat ini, banyak kasus – kasus kejahatan (dalam bentuk apa pun) terjadi karena alasan yang demikian. Berdasarkan informasi yang saya terima dari acara berita Redaksi di Trans 7, Senin 01 Septermber 2014_Red dikatakan bahwa di Madura (tepatnya di Sampang) harta, tahta, dan wanita menjadi symbol kegagahan bagi seorang pria. Ketika merenungkannya lebih dalam saya mencoba untuk bertanya dalam hati: “Apakah ada hubungan yang menarik dari ke-3 kata ini dengan kebenaran firman Tuhan?” Ternyata sungguh luar biasa jawaban yang diberikan oleh Alkitab. Firman Tuhan tidak hanya menjelaskan secara luas, akan tetapi Alkitab memberitahukan apa penyebab dan bagaimana manusia harus menghadapinya!.
            Misalnya tentang “harta” (kekayaan, kemasyuran, uang banyak). Alkitab menjelaskan bahwa menjadi orang kaya itu tidak salah; akan tetapi mencapai kekayaan dengan membenarkan segala cara itu yang salah!. Alkitab cukup banyak memberikan contoh, seperti Abraham (band. Kej. 13:2) dan Ayub (band. Ayb. 1:3) yang menjadi sangat kaya karena diberkati oleh Tuhan. Alkitab sama sekali tidak mengatakan bahwa menjadi kaya itu adalah dosa, akan tetapi Alkitab juga berbicara lebih dalam mengenai bahaya ketamakan, misalnya di kitab 1 Tim. 6:8-10. Rasul Paulus menekankan bahwa kita harus berhati – hati terhadap “keinginan akan harta”. Mengapa kita perlu berhati – hati dengan harta atau lebih tepatnya Alkitab mengatakan “keinginan akan harta”? Alkitab memberikan peringatan yang cukup jelas akan hal ini. Karena harta orang dapat menjual imannya (Tuhan) hanya demi 30 keping perak (band. Mat. 26:14-16). Karena harta orang dapat berbohong kepada Tuhan (band. Kis. 5:1-11), dan karena cinta uang orang dapat jatuh ke dalam berbagai pencobaan dan penyiksaan diri (band. 1 Tim. 6:10). Jika kita tidak mempunyai iman yang kuat di dalam Tuhan, maka adalah lebih baik jika kita hidup berkecukupan saja (1 Tim. 6:8).
            Misalnya lagi tentang “tahta” (jabatan, kedudukan, posisi, pangkat seseorang dalam sebuah organisasi). Dalam hal ini pun Alkitab lebih mendalam dengan menekankan pentingnnya berhati – hati terhadap “keinginan untuk mencapai tahta” yang melampui apa yang Tuhan percayakan kepada kita. Setiap kita harus mencapai suatu keberhasilan yang paling tinggi sesuai dengan kemampuan yang telah Tuhan berikan kepada kita. Mengapa kita juga perlu berhati – hati terhadap keinginan akan kedudukan yang tinggi? Hal ini dapat kita pelajari dari kisah kejatuhan malaikat (band. Yes. 14:4-20). Alkitab menjelaskan alasan Tuhan menghukum mereka, yaitu karena mereka ingin melampui batasan yang telah Tuhan tetapkan bagi mereka untuk menyamai tahta Allah lalu memberontak kepada Tuhan hingga akhirnya Tuhan menjatuhkan mereka ke tempat yang paling hina (band. Yes. 14:14).
            Dalam hal “wanita” atau mungkin lebih tepat jika saya sebut dengan “nafsu seksual”.  Tidak jarang kita membaca kisah – kisah yang menceritakan kejatuhan manusia karena tidak dapat menahan hasrat biologis (seks). Di kitab Injil Mat. 5:28 Tuhan Yesus mengatakan bahwa: “…28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya…”. Timbulnya “keinginan berzinah” yang meskipun belum dilakukan dengan tindakan, hanya diinginkan di dalam hati, Alkitab dengan tegas menagatakan bahwa itu merupakan dosa!. Dalam dunia nyata saat ini kasus seperti ini semakin tidak terbendung lagi dengan berkembangnnya dunia teknologi dan informatika. Permasalahan seksual yang menyimpnag dari norma – norma yang berlaku di masyarakat, pornography, videography, situs – situs porno (internet, band. Mat. 6:22-23), tempat lokalisasi, club – club malam,  freesex (band. Kej. 18:16-33), perselingkuhan, kaum homoseksual (band. 1 Kor. 6:9-10), meningkatnya kasus aborsi karena sex pre-nikah merupakan pekerjaan – pekerjaan Iblis yang sudah banyak menjatuhkan dan menjerat umat manusia, termasuk orang percaya.
            Alkitab menyimpulkan bahwa penyebab manusia jatuh di dalam dosa adalah “keinginan yang tidak berkenan kepada Tuhan” (band. Yak. 1:15). Dengan berbagai fakta – fakta kehidupan umat manusia saat ini, kita menyadari bahwa keinginan – keinginan manusia sudah banyak yang menyimpang dari kehendak Tuhan. Sebagai orang percaya kita pun diperhadapkan dengan situasi ini. Bagaimana caranya agar kita tidak jatuh di dalam dosa pencobaan…?. Oleh sebab itu, saya mengajak kita semua untuk merenungkan satu bagian firman Tuhan yang mengisahkan tentang kehidupan Tuhan Yesus ketika Ia dicobai oleh Iblis (Mat. 4:1-10). Melalui kisah ini, kita akan belajar bagaimana cara Tuhan Yesus untuk bertahan dan melawan pencobaan si jahat.
            Jika membaca sekilas kisah di Injil Matius 4:1, maka secara ‘gamblang’ kita pasti akan mengambil kesimpulan bahwa Roh-lah yang membawa Tuhan Yesus untuk dicobai. Lalu timbul sebuah pertanyaan, jika Roh yang membawa Tuhan Yesus ke padang gurun untuk dicobai oleh Iblis, apakah itu berarti pencobaan berasal dari Allah, dimana “posisi” Allah dalam sebuah pencobaan? Di dalam kitab Yakobus 1:13, 14 sangat jelas diterangkan bahwa Allah tidak pernah/bisa dicobai oleh yang jahat dan mencobai siapapun (band. Yer. 29:11). Allah berdaulat untuk mengijinkan Iblis mencobai umat-Nya dengan maksud dan tujuan yang baik.[1]
a. Tunduk di bawah Kehendak Tuhan & melawan dengan kuasa firman-Nya
Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Mat 4:3-4 ITB)
           
            Kalimat “Jika Engkau Anak Allah…” dan perintah Iblis kepada Tuhan Yesus untuk “menyuruh batu berubah menjadi roti” merupakan kalimat yang bertujuan agar Tuhan Yesus “bersedia” melakukan perintah si jahat. Mengapa harus mengubah batu menjadi roti? Di ayat 2 dijelaskan bahwa pada waktu itu Tuhan Yesus telah berada pada puncak puasa-Nya yang telah Ia lakukan selama 40 hari/40 malam. Pasti sebagai manusia biasa, Tuhan Yesus sangat membutuhkan makanan/roti sehingga (secara duniawi) saya menyimpulkan bahwa kebutuhan utama Tuhan Yesus pada waktu itu adalah makanan. Kebutuhan yang paling utama; paling mendesak dan sangat sulit untuk dipenuhi dengan cepat adalah situasi yang paling menakutkan. Bagaimana jika saat ini ada seorang dokter yang memvonis saya dan saudara mengalami kanker stadium 4 dan tidak dapat bertahan hidup lebih lama lagi? Saya dan saudara sudah pergi berobat ke berbagai rumah sakit, tapi tidak mendapatkan hasil yang maksimal, maka jika dalam kebutuhan kesembuhan yang harus segera dipenuhi, yang mendesak, yang paling diinginkan tidak dapat terwujud, maka Iblis akan mengambil kesempatan ini, menjatuhkan kita ke dalam dosa untuk melakukan cara – cara pengobatan yang tidak diperkenankan oleh TUHAN dan disaat ini pula kemurnian iman kita sedang diuji.
            Iblis melihat keadaan yang dialami oleh Tuhan Yesus sebagai kesempatan yang sangat baik untuk mencobai-Nya. “Jika” Tuhan Yesus bersedia melakukan apa yang diperintahkan oleh Iblis, maka Tuhan Yesus telah menyatakan bahwa diri-Nya tunduk kepada Iblis, akan tetapi! faktanya jelas berbeda! Tuhan Yesus tidak (dibaca: akan pernah) melakukan apa yang diperintahkan oleh Iblis. Tuhan yang berdaulat tidak akan pernah dipengaruhi oleh apa pun di luar diri-Nya (bandingkan dengan Rom. 9:30). Tuhan Yesus sebagai manusia hanya menundukkan diri-Nya kepada perintah Bapa (bandingkan dengan Yoh. 4:34; 5:30; 6:38-39).
            Keinginan yang paling kuat adalah kelemahan yang paling mematikan. Memiliki sebuah keinginan itu adalah hal yang sangat wajar, tapi jika keinginan tersebut sudah tidak dijalankan sesuai dengan perkenanan Tuhan, maka Iblis akan dengan mudah menjatuhkan kita di dalam dosa. Rasul Yakobus sendiri menjelaskan bahwa manusia terjerat oleh berbagai pencobaan karena keinginan “yang tidak dipimpin oleh Roh Kudus” (band. Yak. 1:13; Gal. 5:25). Bagaimana cara kita supaya dapat bertahan dan tidak terjatuh di dalam dosa oleh karena keinginan? Jawabannya hanya satu, yaitu tunduk dan taat kepada kehendak Tuhan merupakan pertahanan yang paling kuat untuk menangkis setiap serangan dari si jahat sebagaimana Kristus telah menundukkan keinginan-Nya kepada kehendak Bapa (band. Yak. 4:7). Bagaimana cara kita bertahan akan sangat menentukan bagaimana cara kita untuk melawan serangan si jahat. Tuhan Yesus bertahan dengan Ia menaklukkan diri-Nya di bawah kuasa Bapa dan kemudian Ia menyerang si jahat dengan kuasa firman Tuhan. Di dalam kisah ini (Mat. 4:1-10) kita akan menemukan 3 kata yang selalu digunakan oleh Tuhan Yesus untuk melawan perintah dan tawaran si jahat.
            Manusia mmbutuhkan firman Tuhan. Dunia saat ini mungkin mengajarkan segudang solusi untuk mengatasi permasalahan hidup (“saya tidak mengatakan bahwa berbagai macam solusi yang ditawarkan semuanya tidak baik dan tidak  sesuai dengan dasar – dasar iman kekristenan”), akan tetapi bagi setiap orang percaya kita harus kembali kepada firman TUHAN (Sola Scripture). Tuhan Yesus sendiri menghadapi pencobaan dari si jahat dengan menggunakan prinsip kebenaran firman “Ada pula tertulis (ayat 4; 7; 10)”. Menghadapi dunia yang keras, penuh dengan pekerjaan – pekerjaan si jahat (pencobaan) hanya dapat kita hadapi dengan hidup berdasarkan prinsip – prinsip kebenaran firman TUHAN.
            Jadi bagian pertama ini sangat penting karena tunduk dibwah kehendak Tuhan dan melawan setiap tipu muslihat si jahat dengan kuasa firman-Nya akan sangat menentukan cara kita menghadapi serangan berikutnya dari si jahat; bahkan ini menjadi kunci kemenangan setiap orang percaya untuk dapat menghadapi setiap tantangan hidup selama kita ada di dunia ini.
b. Bersandar pada kebenaran firman Tuhan dan berhati – hati dengan prinsip – prinsip dunia
Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, 6 lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." 7 Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" (Mat 4:5-7 ITB)
           
            Setelah Iblis gagal dalam pencobaannya yang pertama, maka ia mulai membuat suatu varian serangan. Ini adalah strategi dari si jahat. Ketika ia gagal dengan cara yang pertama, maka ia akan menggunakan cara yang lebih licik lagi.
            Iblis mulai menggunakan firman yang palsu untuk mencobai Yesus “sebab ada tertulis”. Firman yang hidup hanya ada satu, yaitu Tuhan Yesus Kristus sendiri (band. Yoh. 1:1). Firman adalah setiap perkataan yang disampaikan kepada umat manusia oleh Allah sendiri maupun menggunakan perantara (para nabi, rasul, raja-raja, hamba Tuhan, dll) dimana Allah berkehendak di dalamnya (band. Yes. 55:11). Dengan tuntunan Firman, maka manusia dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah (band. Maz. 17:4). Pada bagian ini Iblis secara terang-terangan melawan Allah dan kebenaran firman-Nya dengan firman yang palsu dan tentu saja Tuhan Yesus menjawab dengan perintah firman yang benar “jangan mencobai Tuhan, Allahmu!”. Cara seperti ini juga dipakai oleh Iblis untuk menjatuhkan Adam dan Hawa ke dalam dosa (band. Kej. 3:1-5) Sampai sekarang pun banyak orang percaya yang memiliki pemahaman yang keliru akan pengajaran – pengajaran Alkitab, tidak sadar bahwa dirinya telah ditipu oleh Iblis. Apakah arti mencobai Allah? bukankah Allah itu tidak dapat dicobai dan mencobai siapapun? (Yak. 1:13). Mencobai dalam pengertian yang negative dapat diartikan sebagai tindakan untuk menjatuhkan (band. Kej. 39:7-12). Memang benar bahwa Allah tidak dapat dipengaruhi oleh sesuatu apa pun diluar diri-Nya (band. Rom. 11:33-36). Ketika Iblis mencobai Kristus itu tidak berarti bahwa Allah sedang “masuk” ke dalam lingkaran pencobaan si jahat, akan tetapi Allah sedang melawan pencobaan si jahat dan Iblis sedang menunjukkan dirinya sebagai oknum yang menentang Allah dan kebenaran firman-Nya. Mencobai Allah berarti memaksakan kehendak diluar kehendak Allah untuk Allah lakukan. Jika kita mempercayai firman yang palsu, maka kita juga akan taat dan tunduk kepada “allah” yang palsu.
            Kita perlu belajar firman dengan sungguh – sungguh sehingga kita dapat mengenal TUHAN yang benar dan dapat memiliki kehidupan iman yang diperkenankan oleh TUHAN. Kita harus kembali kepada pengajaran gereja yang ortodoks. Banyak gereja, hamba – hamba Tuhan, dan orang percaya di zaman sekarang ini yang tidak mau belajar kebenaran firman TUHAN sehingga terjatuh di dalam pencobaan yang Iblis kerjakan. Pendalaman firman Tuhan yang murni (Alkitabiah) tidak dipentingkan lagi, menafsirkan Alkitab secara sembarangan untuk memuaskan keinginan (band. 2 Pet. 1:20-21), orang – orang hanya memakai firman Tuhan yang sesuai dengan keuntungan pribadi (band. 2 Tim. 4:3); bahkan ada gereja – gereja ekstream yang mengatakan yang terpenting adalah pujian dan penyembahan, mujizat kesembuhan, karunia Roh Kudus, hidup yang sukses, terbebas dari segala penderitaan fisik, hidup bahagia. Ini semua adalah pengajaran yang berlebihan, hanya menekankan kepada satu bagian firman tertentu dan tidak melihat kepada keseluruhan pengajaran Alkitab. Kita harus berhati – hati dengan situasi pengajaran firman yang sebenarnya bertentangan dengan prinsip – prinsip firman itu sendiri. Ini sangat penting karena kita tahu bahwa Adam-Hawa terjatuh ke dalam dosa karena ia tidak berpegang teguh kepada firman Allah yang benar dan terbujuk oleh si ular dengan firman yang “mirip/palsu” (band. Kej. 3:4).
            Iblis akan terus berusaha untuk menjatuhkan setiap orang percaya dengan firman yang “mirip”, tapi bukan firman Allah. Ia akan mengutus seluruh nabi-nabi palsu, antikristus, guru – guru palsu untuk melawan Allah dan kebenaran firman-Nya (band. 1 Yoh. 4:3; Mat. 7:15; 2 Pet. 2:3). Melawan firman Tuhan tidak hanya ditujukan kepada mereka yang secara terang – terangan tidak mau percaya bahwa Alkitab adalah firman Tuhan yang diilhamkan oleh Allah Roh Kudus melalui para penulis Alkitab, akan tetapi melawan firman Tuhan juga berarti setiap umat manusia yang tidak mau hidup sesuai dengan kebenaran firman (band. Tit. 1:16). Meskipun kita telah menjadi seorang Kristen dan “percaya” bahwa Akitab adalah firman Allah, tapi jika kita tidak mau hidup di dalamnya, maka kita sedang berada pada posisi melawan (mencobai) Tuhan.

c. Hidup untuk Tuhan Vs. Meninggalkan Tuhan (menikmati segala kenikamatan duniawi)
Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, 9 dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." 10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
(Mat 4:8-10 ITB)
            Setelah Iblis gagal untuk menjatuhkan Tuhan Yesus pada pencobaan sebelumnya, Iblis mulai mencobai-Nya dengan membuat sebuah penawaran  yang sangat “menggairahkan” dan tentunya dengan sebuah syarat. Secara manusia Tuhan Yesus adalah manusia yang miskin dengan status social yang rendah sebagai anak tukang kayu yang tinggal di daerah yang tidak diperhitungkan oleh orang – orang pada waktu itu (band.  Mat. 13:55; Kis. 2:7). Tuhan Yesus menjadi manusia yang miskin, yang hina, menderita, tidak dianggap oleh orang karena Ia begitu mengasihi saya dan saudara (band. Yoh. 3:16). Allah yang berkuasa atas segala sesuatu rela menanggalkan segala kemuliaan turun dan bereinkarnasi menjadi manusia hanya untuk menyelamatkan umat-Nya dari hukuman dosa melalui sebuah kematian yang sangat hina di kayu salib (band. Fil. 2:5-8).
            “Jika” Tuhan Yesus menerima tawaran si jahat, maka sangat mungkin bahwa Ia akan terhindar dari segala kemiskinan, rasa lapar, status social yang rendah, penderitaan, yang semuanya akan digantikan dengan segala kenikmatan dunia; tentunya dengan satu syarat, yaitu meninggalkan penyembahan dan bakti Tuhan!. Tuhan Yesus dengan sangat keras mengatakan bahwa manusia harus menyembah dan berbakti kepada Tuhan!. Ini seharusnya menjadi prinsip hidup seluruh orang percaya yang tidak boleh digantikan dengan apa pun, termasuk segala kenikmatan duniawi yang sementara. Alkitab jelas mengatakan bahwa ini merupakan kesia-siaan jika ada orang yang dapat memperoleh seluruh kenikmatan dunia, tapi meninggalkan Tuhan dan kehilangan hidup yang kekal (band. Luk. 9:25).
            Dunia saat ini begitu banyak menawarkan segala kemudahan jika kita bersedia meninggalkan Tuhan. Banyak orang – orang percaya yang akhirnya meninggalkan Tuhan demi kedudukan, popularitas, uang, status social dan lain sebagainya. Sebagai orang Kristen mungkin kita tidak sampai meninggalkan iman kita, tapi apakah Kristus sudah menjadi pusat penyembahan dan bakti kita? Kristus menjadi pusat penyembahan dan bakti berarti kita mengakui Dia sebagai yang utama dalam hidup kita dan hanya Dia yang harus dipermulikan dalam setiap jalan kehidupan kita!. Apa pun keadaan, status, pekerjaan kita saat ini, mari kita memuliakan Tuhan dengan melaksanakan tugas dan tanggungjawab sesuai dengan firman-Nya, seperti yang pernah dikatakan oleh rasul Paulus: “…31 Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah..” (1Kor. 10:31 ITB).
            Pencobaan hidup akan selalu diperhadapkan kepada kita. Jika TUHAN telah menang atas segala kesulitan, tantangan, rintangan, permasalahan, pencobaan hidup, maka kita pun (sebenarnya) telah diberikan kuasa dan hikmat yang diajarkan di dalam Alkitab. Firman TUHAN sungguh sangat luar biasa. Di tengah kehidupan dan situasi dunia yang sudah banyak terpengaruh oleh pengajaran, nilai – nilai, prinsip – prinsip (pencobaan) yang tidak sesuai dengan iman keristenan, firman TUHAN mengajarkan kepada kita untuk tunduk di bawah kuasa Allah dan kebenaran firman-Nya. Hanya dengan cara seperti yang diajarkan oleh TUHAN Yesus pada bagian firman TUHAN ini, maka kita akan dapat mengalami hidup yang berkemenangan. Amin!.



                [1] Pembahasan yang lebih mendalam mengenai Pencobaan saya terangkan dalam khotbah yang berjudul “Pencobaan, Ujian dan Hikmat Tuhan” yang terambil dari kitab Yakobus 1:1-8; 12-15.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar