Pencobaan
Hidup & Strategi Kemenangan
(Matius
4:1-10; Alkitab)
Oleh:
Nathan C. Ellyon
“Harta”, “tahta”, dan “wanita (nafsu)” atau disingkat menjadi “3’ta” adalah tiga kata yang digunakan oleh orang - orang yang
meyakini bahwa ke-tiga hal tersebut adalah pencobaan – pencobaan yang dapat
menjatuhkan umat manusia kepada kehancuran dan dosa. Saya rasa tidaklah
berlebihan jika melihat keadaan dunia saat ini, banyak kasus – kasus kejahatan
(dalam bentuk apa pun) terjadi karena alasan yang demikian. Berdasarkan informasi
yang saya terima dari acara berita Redaksi
di Trans 7, Senin 01 Septermber 2014_Red dikatakan bahwa di Madura
(tepatnya di Sampang) harta, tahta, dan wanita menjadi symbol kegagahan bagi seorang pria. Ketika merenungkannya lebih
dalam saya mencoba untuk bertanya dalam hati: “Apakah ada hubungan yang menarik dari ke-3 kata ini dengan kebenaran
firman Tuhan?” Ternyata sungguh luar biasa jawaban yang diberikan oleh Alkitab.
Firman Tuhan tidak hanya menjelaskan secara luas, akan tetapi Alkitab
memberitahukan apa penyebab dan bagaimana manusia harus menghadapinya!.
Misalnya tentang “harta” (kekayaan,
kemasyuran, uang banyak). Alkitab menjelaskan bahwa menjadi orang kaya itu
tidak salah; akan tetapi mencapai kekayaan dengan membenarkan segala cara itu yang
salah!. Alkitab cukup banyak memberikan contoh, seperti Abraham (band. Kej.
13:2) dan Ayub (band. Ayb. 1:3) yang menjadi sangat kaya karena diberkati oleh Tuhan. Alkitab sama
sekali tidak mengatakan bahwa menjadi kaya itu adalah dosa, akan tetapi Alkitab
juga berbicara lebih dalam mengenai bahaya
ketamakan, misalnya di kitab 1 Tim. 6:8-10. Rasul Paulus menekankan bahwa
kita harus berhati – hati terhadap “keinginan
akan harta”. Mengapa kita perlu
berhati – hati dengan harta atau lebih tepatnya Alkitab mengatakan “keinginan
akan harta”? Alkitab memberikan peringatan yang cukup jelas akan hal
ini. Karena harta orang dapat menjual imannya (Tuhan) hanya demi 30 keping perak
(band. Mat. 26:14-16). Karena harta orang dapat berbohong kepada Tuhan (band.
Kis. 5:1-11), dan karena cinta uang orang dapat jatuh ke dalam berbagai
pencobaan dan penyiksaan diri (band. 1 Tim. 6:10). Jika kita tidak mempunyai
iman yang kuat di dalam Tuhan, maka adalah lebih baik jika kita hidup
berkecukupan saja (1 Tim. 6:8).
Misalnya lagi tentang “tahta”
(jabatan, kedudukan, posisi, pangkat seseorang dalam sebuah organisasi). Dalam
hal ini pun Alkitab lebih mendalam dengan menekankan pentingnnya berhati – hati
terhadap “keinginan untuk mencapai
tahta” yang melampui apa yang Tuhan percayakan kepada kita. Setiap kita
harus mencapai suatu keberhasilan yang paling tinggi sesuai dengan kemampuan
yang telah Tuhan berikan kepada kita. Mengapa kita juga perlu berhati – hati
terhadap keinginan akan kedudukan yang tinggi? Hal ini dapat kita pelajari dari
kisah kejatuhan malaikat (band. Yes. 14:4-20). Alkitab menjelaskan alasan Tuhan
menghukum mereka, yaitu karena mereka ingin melampui batasan yang telah Tuhan
tetapkan bagi mereka untuk menyamai tahta Allah lalu memberontak kepada Tuhan
hingga akhirnya Tuhan menjatuhkan mereka ke tempat yang paling hina (band. Yes.
14:14).
Dalam hal “wanita” atau mungkin
lebih tepat jika saya sebut dengan “nafsu
seksual”. Tidak jarang kita membaca
kisah – kisah yang menceritakan kejatuhan manusia karena tidak dapat menahan
hasrat biologis (seks). Di kitab
Injil Mat. 5:28 Tuhan Yesus mengatakan bahwa: “…28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang
memandang perempuan serta menginginkannya, sudah
berzinah dengan dia di dalam hatinya…”. Timbulnya “keinginan berzinah” yang meskipun belum dilakukan dengan tindakan, hanya diinginkan di dalam hati,
Alkitab dengan tegas menagatakan bahwa itu merupakan
dosa!. Dalam dunia nyata saat ini kasus seperti ini semakin tidak
terbendung lagi dengan berkembangnnya dunia teknologi dan informatika.
Permasalahan seksual yang menyimpnag dari norma – norma yang berlaku di
masyarakat, pornography, videography,
situs – situs porno (internet, band.
Mat. 6:22-23), tempat lokalisasi, club –
club malam, freesex (band. Kej. 18:16-33), perselingkuhan, kaum homoseksual
(band. 1 Kor. 6:9-10), meningkatnya kasus aborsi karena sex pre-nikah merupakan pekerjaan – pekerjaan Iblis yang sudah
banyak menjatuhkan dan menjerat umat manusia, termasuk orang percaya.
Alkitab menyimpulkan bahwa penyebab
manusia jatuh di dalam dosa adalah “keinginan yang tidak berkenan kepada Tuhan”
(band. Yak. 1:15). Dengan berbagai fakta – fakta
kehidupan umat manusia saat ini, kita menyadari bahwa keinginan – keinginan
manusia sudah banyak yang menyimpang dari kehendak Tuhan. Sebagai
orang percaya kita pun diperhadapkan dengan situasi ini. Bagaimana caranya agar kita tidak jatuh di dalam dosa pencobaan…?. Oleh
sebab itu, saya mengajak kita semua untuk merenungkan satu bagian firman Tuhan
yang mengisahkan tentang kehidupan Tuhan Yesus ketika Ia dicobai oleh Iblis
(Mat. 4:1-10). Melalui kisah ini, kita akan belajar bagaimana cara Tuhan Yesus
untuk bertahan dan melawan pencobaan si jahat.
Jika membaca sekilas kisah di Injil
Matius 4:1, maka secara ‘gamblang’
kita pasti akan mengambil kesimpulan bahwa Roh-lah yang membawa Tuhan Yesus
untuk dicobai. Lalu timbul sebuah pertanyaan, jika Roh yang membawa Tuhan Yesus
ke padang gurun untuk dicobai oleh Iblis, apakah
itu berarti pencobaan berasal dari Allah, dimana “posisi” Allah dalam sebuah
pencobaan? Di dalam kitab Yakobus 1:13, 14 sangat jelas diterangkan bahwa
Allah tidak pernah/bisa dicobai oleh yang jahat dan mencobai siapapun (band.
Yer. 29:11). Allah berdaulat untuk mengijinkan Iblis mencobai umat-Nya dengan maksud
dan tujuan yang baik.[1]
a. Tunduk di bawah Kehendak Tuhan & melawan dengan
kuasa firman-Nya
Lalu datanglah si pencoba itu
dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah,
perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." Tetapi Yesus menjawab: "Ada
tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang
keluar dari mulut Allah." (Mat 4:3-4 ITB)
Kalimat “Jika Engkau Anak Allah…” dan perintah Iblis kepada Tuhan Yesus
untuk “menyuruh batu berubah menjadi
roti” merupakan kalimat yang bertujuan agar Tuhan Yesus “bersedia” melakukan perintah si jahat. Mengapa harus mengubah batu menjadi roti?
Di ayat 2 dijelaskan bahwa pada waktu itu Tuhan Yesus telah berada pada puncak
puasa-Nya yang telah Ia lakukan selama 40 hari/40 malam. Pasti sebagai manusia biasa,
Tuhan Yesus sangat membutuhkan makanan/roti sehingga (secara duniawi) saya
menyimpulkan bahwa kebutuhan utama Tuhan Yesus pada waktu itu adalah makanan. Kebutuhan
yang paling utama; paling mendesak dan sangat sulit untuk dipenuhi dengan cepat
adalah situasi yang paling menakutkan. Bagaimana jika saat ini ada
seorang dokter yang memvonis saya dan saudara mengalami kanker stadium 4 dan
tidak dapat bertahan hidup lebih lama lagi? Saya dan saudara sudah pergi
berobat ke berbagai rumah sakit, tapi tidak mendapatkan hasil yang maksimal,
maka jika dalam kebutuhan kesembuhan yang harus segera dipenuhi, yang mendesak,
yang paling diinginkan tidak dapat terwujud, maka Iblis akan mengambil
kesempatan ini, menjatuhkan kita ke dalam dosa untuk melakukan cara – cara pengobatan
yang tidak diperkenankan oleh TUHAN dan disaat ini pula kemurnian iman kita
sedang diuji.
Iblis melihat keadaan yang dialami
oleh Tuhan Yesus sebagai kesempatan yang sangat baik untuk mencobai-Nya. “Jika” Tuhan Yesus bersedia melakukan
apa yang diperintahkan oleh Iblis, maka Tuhan Yesus telah menyatakan bahwa
diri-Nya tunduk kepada Iblis, akan tetapi! faktanya jelas berbeda! Tuhan Yesus
tidak (dibaca: akan pernah) melakukan
apa yang diperintahkan oleh Iblis. Tuhan yang berdaulat tidak akan pernah
dipengaruhi oleh apa pun di luar diri-Nya (bandingkan dengan Rom. 9:30). Tuhan Yesus sebagai manusia
hanya menundukkan diri-Nya kepada perintah Bapa (bandingkan dengan Yoh. 4:34; 5:30; 6:38-39).
Keinginan yang paling kuat adalah kelemahan
yang paling mematikan. Memiliki sebuah keinginan itu adalah hal yang
sangat wajar, tapi jika keinginan tersebut sudah tidak dijalankan sesuai dengan
perkenanan Tuhan, maka Iblis akan dengan mudah menjatuhkan kita di dalam dosa. Rasul
Yakobus sendiri menjelaskan bahwa manusia terjerat oleh berbagai pencobaan
karena keinginan “yang tidak dipimpin
oleh Roh Kudus” (band. Yak. 1:13; Gal. 5:25). Bagaimana cara kita supaya
dapat bertahan dan tidak terjatuh di dalam dosa oleh karena keinginan?
Jawabannya hanya satu, yaitu tunduk dan taat kepada kehendak Tuhan
merupakan pertahanan yang paling kuat untuk menangkis setiap serangan dari si
jahat sebagaimana Kristus telah menundukkan keinginan-Nya kepada kehendak Bapa (band.
Yak. 4:7). Bagaimana cara kita bertahan akan sangat menentukan bagaimana cara
kita untuk melawan serangan si jahat. Tuhan Yesus bertahan dengan Ia
menaklukkan diri-Nya di bawah kuasa Bapa dan kemudian Ia menyerang si jahat
dengan kuasa firman Tuhan. Di dalam kisah ini (Mat. 4:1-10) kita akan menemukan
3 kata yang selalu digunakan oleh Tuhan Yesus untuk melawan perintah dan
tawaran si jahat.
Manusia mmbutuhkan firman Tuhan. Dunia
saat ini mungkin mengajarkan segudang solusi untuk mengatasi permasalahan hidup
(“saya tidak mengatakan bahwa berbagai
macam solusi yang ditawarkan semuanya tidak baik dan tidak sesuai dengan dasar – dasar iman kekristenan”),
akan tetapi bagi setiap orang percaya kita harus kembali kepada firman TUHAN (Sola Scripture). Tuhan Yesus sendiri menghadapi
pencobaan dari si jahat dengan menggunakan prinsip kebenaran firman “Ada
pula tertulis (ayat 4; 7; 10)”. Menghadapi dunia yang keras, penuh dengan
pekerjaan – pekerjaan si jahat (pencobaan) hanya dapat kita hadapi dengan hidup
berdasarkan prinsip – prinsip kebenaran firman TUHAN.
Jadi bagian pertama ini sangat penting
karena tunduk dibwah kehendak Tuhan dan melawan setiap tipu muslihat si jahat
dengan kuasa firman-Nya akan sangat menentukan cara kita menghadapi serangan
berikutnya dari si jahat; bahkan ini menjadi kunci kemenangan setiap orang
percaya untuk dapat menghadapi setiap tantangan hidup selama kita ada di dunia
ini.
b. Bersandar pada kebenaran firman Tuhan dan berhati –
hati dengan prinsip – prinsip dunia
Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan
Bait Allah, 6 lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah,
jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau
Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di
atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." 7
Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan,
Allahmu!" (Mat 4:5-7 ITB)
Setelah Iblis gagal dalam
pencobaannya yang pertama, maka ia mulai membuat suatu varian serangan. Ini adalah strategi dari si jahat. Ketika ia gagal
dengan cara yang pertama, maka ia akan menggunakan cara yang lebih licik lagi.
Iblis mulai menggunakan firman yang palsu untuk mencobai Yesus “sebab ada tertulis”. Firman yang hidup hanya
ada satu, yaitu Tuhan Yesus Kristus sendiri (band. Yoh. 1:1). Firman adalah
setiap perkataan yang disampaikan kepada umat manusia oleh Allah sendiri maupun
menggunakan perantara (para nabi, rasul, raja-raja, hamba Tuhan, dll) dimana
Allah berkehendak di dalamnya (band. Yes. 55:11). Dengan tuntunan Firman, maka
manusia dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah (band. Maz. 17:4). Pada bagian
ini Iblis secara terang-terangan melawan Allah dan kebenaran firman-Nya dengan firman yang palsu dan tentu saja
Tuhan Yesus menjawab dengan perintah firman yang benar “jangan mencobai Tuhan, Allahmu!”. Cara seperti ini juga dipakai
oleh Iblis untuk menjatuhkan Adam dan Hawa ke dalam dosa (band. Kej. 3:1-5)
Sampai sekarang pun banyak orang percaya yang memiliki pemahaman yang keliru
akan pengajaran – pengajaran Alkitab, tidak sadar bahwa dirinya telah ditipu
oleh Iblis. Apakah arti mencobai Allah?
bukankah Allah itu tidak dapat dicobai
dan mencobai siapapun? (Yak. 1:13). Mencobai dalam pengertian yang negative dapat diartikan sebagai
tindakan untuk menjatuhkan (band. Kej. 39:7-12). Memang benar bahwa Allah tidak
dapat dipengaruhi oleh sesuatu apa pun diluar diri-Nya (band. Rom. 11:33-36). Ketika
Iblis mencobai Kristus itu tidak berarti bahwa Allah sedang “masuk” ke dalam lingkaran pencobaan si
jahat, akan tetapi Allah sedang melawan pencobaan si jahat dan Iblis sedang
menunjukkan dirinya sebagai oknum yang menentang Allah dan kebenaran firman-Nya.
Mencobai Allah berarti memaksakan kehendak diluar kehendak Allah untuk Allah
lakukan. Jika kita mempercayai firman yang palsu, maka kita juga akan taat dan
tunduk kepada “allah” yang palsu.
Kita perlu belajar firman dengan
sungguh – sungguh sehingga kita dapat mengenal TUHAN yang benar dan dapat
memiliki kehidupan iman yang diperkenankan oleh TUHAN. Kita harus kembali
kepada pengajaran gereja yang ortodoks.
Banyak gereja, hamba – hamba Tuhan, dan orang percaya di zaman sekarang ini
yang tidak mau belajar kebenaran firman TUHAN sehingga terjatuh di dalam
pencobaan yang Iblis kerjakan. Pendalaman firman Tuhan yang murni (Alkitabiah) tidak
dipentingkan lagi, menafsirkan Alkitab secara sembarangan untuk memuaskan
keinginan (band. 2 Pet. 1:20-21), orang – orang hanya memakai firman Tuhan yang
sesuai dengan keuntungan pribadi (band. 2 Tim. 4:3); bahkan ada gereja – gereja
ekstream yang mengatakan yang
terpenting adalah pujian dan penyembahan, mujizat kesembuhan, karunia Roh Kudus,
hidup yang sukses, terbebas dari segala penderitaan fisik, hidup bahagia. Ini
semua adalah pengajaran yang berlebihan, hanya menekankan kepada satu bagian
firman tertentu dan tidak melihat kepada keseluruhan pengajaran Alkitab. Kita
harus berhati – hati dengan situasi pengajaran firman yang sebenarnya
bertentangan dengan prinsip – prinsip firman itu sendiri. Ini sangat penting
karena kita tahu bahwa Adam-Hawa terjatuh ke dalam dosa karena ia tidak
berpegang teguh kepada firman Allah yang benar dan terbujuk oleh si ular dengan
firman yang “mirip/palsu” (band. Kej. 3:4).
Iblis akan terus berusaha untuk
menjatuhkan setiap orang percaya dengan firman yang “mirip”, tapi bukan firman Allah. Ia akan mengutus seluruh
nabi-nabi palsu, antikristus, guru – guru palsu untuk melawan Allah dan
kebenaran firman-Nya (band. 1 Yoh. 4:3; Mat. 7:15; 2 Pet. 2:3). Melawan firman
Tuhan tidak hanya ditujukan kepada mereka yang secara terang – terangan tidak
mau percaya bahwa Alkitab adalah firman Tuhan yang diilhamkan oleh Allah Roh
Kudus melalui para penulis Alkitab, akan tetapi melawan firman Tuhan juga
berarti setiap umat manusia yang tidak mau hidup sesuai dengan kebenaran firman
(band. Tit. 1:16). Meskipun kita telah menjadi seorang Kristen dan “percaya”
bahwa Akitab adalah firman Allah, tapi jika kita tidak mau hidup di dalamnya,
maka kita sedang berada pada posisi melawan (mencobai) Tuhan.
c. Hidup untuk
Tuhan Vs. Meninggalkan Tuhan (menikmati segala kenikamatan duniawi)
Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan
kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, 9
dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika
Engkau sujud menyembah aku." 10 Maka berkatalah Yesus
kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah
Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
(Mat 4:8-10 ITB)
Setelah Iblis gagal untuk menjatuhkan
Tuhan Yesus pada pencobaan sebelumnya, Iblis mulai mencobai-Nya dengan membuat
sebuah penawaran yang sangat “menggairahkan” dan tentunya dengan sebuah syarat. Secara manusia Tuhan
Yesus adalah manusia yang miskin dengan status
social yang rendah sebagai anak tukang kayu yang tinggal di daerah yang
tidak diperhitungkan oleh orang – orang pada waktu itu (band. Mat. 13:55; Kis. 2:7). Tuhan Yesus menjadi
manusia yang miskin, yang hina, menderita, tidak dianggap oleh orang karena
Ia begitu mengasihi saya dan saudara (band. Yoh. 3:16). Allah yang
berkuasa atas segala sesuatu rela menanggalkan segala kemuliaan turun dan
bereinkarnasi menjadi manusia hanya untuk menyelamatkan umat-Nya dari hukuman
dosa melalui sebuah kematian yang sangat hina di kayu salib (band. Fil. 2:5-8).
“Jika”
Tuhan Yesus menerima tawaran si jahat, maka sangat mungkin bahwa Ia akan
terhindar dari segala kemiskinan, rasa lapar, status social yang rendah, penderitaan, yang semuanya akan
digantikan dengan segala kenikmatan dunia; tentunya dengan satu syarat, yaitu
meninggalkan penyembahan dan bakti Tuhan!. Tuhan Yesus dengan sangat keras
mengatakan bahwa manusia harus
menyembah dan berbakti kepada Tuhan!. Ini seharusnya menjadi prinsip hidup
seluruh orang percaya yang tidak boleh digantikan dengan apa pun, termasuk
segala kenikmatan duniawi yang sementara. Alkitab jelas mengatakan bahwa ini
merupakan kesia-siaan jika ada orang yang dapat memperoleh seluruh kenikmatan
dunia, tapi meninggalkan Tuhan dan kehilangan hidup yang kekal (band. Luk.
9:25).
Dunia saat ini begitu banyak
menawarkan segala kemudahan jika kita bersedia meninggalkan Tuhan. Banyak orang
– orang percaya yang akhirnya meninggalkan Tuhan demi kedudukan, popularitas,
uang, status social dan lain sebagainya. Sebagai orang Kristen mungkin kita
tidak sampai meninggalkan iman kita, tapi apakah Kristus sudah menjadi pusat
penyembahan dan bakti kita? Kristus menjadi pusat penyembahan dan bakti berarti
kita mengakui Dia sebagai yang utama dalam hidup kita dan hanya Dia yang harus
dipermulikan dalam setiap jalan kehidupan kita!. Apa pun keadaan, status,
pekerjaan kita saat ini, mari kita memuliakan Tuhan dengan melaksanakan tugas
dan tanggungjawab sesuai dengan firman-Nya, seperti yang pernah dikatakan oleh
rasul Paulus: “…31 Aku
menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan
sesuatu yang lain, lakukanlah
semuanya itu untuk kemuliaan Allah..” (1Kor. 10:31 ITB).
Pencobaan hidup
akan selalu diperhadapkan kepada kita. Jika TUHAN telah menang atas segala
kesulitan, tantangan, rintangan, permasalahan, pencobaan hidup, maka kita pun
(sebenarnya) telah diberikan kuasa dan hikmat yang diajarkan di dalam Alkitab. Firman
TUHAN sungguh sangat luar biasa. Di tengah kehidupan dan situasi dunia yang
sudah banyak terpengaruh oleh pengajaran, nilai – nilai, prinsip – prinsip
(pencobaan) yang tidak sesuai dengan iman keristenan, firman TUHAN mengajarkan
kepada kita untuk tunduk di bawah kuasa Allah dan kebenaran firman-Nya. Hanya
dengan cara seperti yang diajarkan oleh TUHAN Yesus pada bagian firman TUHAN
ini, maka kita akan dapat mengalami hidup yang berkemenangan. Amin!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar